Trenggalek -
Warga Trenggalek menyambut meriah datangnya Hari Raya Idul Fitri dengan aneka hiasan warna-warni dan gemerlap lampu serta lampion. Dan itu membuat suasana kampung semakin semarak.
Gemerlap lampu dan hiasan tersebut menyebar di gang-gang kampung di Desa Widoro, Kecamatan Gandusari, Trenggalek. Kemeriahan itu merupakan bentuk kreativitas dan kekompakan masyarakat kampung dalam menyambut lebaran.
"Tradisi memeriahkan Idul Fitri seperti ini sudah ada sejak lima tahun terakhir. Warga dengan kesadaran sendiri bergotong-royong untuk mewujudkan semua, mereka patungan," kata Kapala Desa Widoro, Rohmad saat dikonfirmasi, Minggu (2/6/2019).
Menurutnya, proses menghias kampung tersebut biasanya dimulai sejak 10 hari terakhir menjelang lebaran. Berbagai lampu hias, hingga aneka hiasan kain warna-warni dipasang melintang di jalan kampung. Sudut-sudut perkampungan yang tadinya sepi disulap menjadi daerah gemerlap penuh cahaya.
Yang menarik, di setiap RT memiliki kreasi sendiri-sendiri yang setiap tahun selalu berubah-ubah. Sehingga masyarakat bisa menikmati keindahan perkampungan dengan berbagai kreasi dan variasi.
"Menghias kampung ini merupakan salah satu bentuk kerukunan di antara warga sekaligus untuk menjalin tali silaturahmi. Kami bersuka-cita dalam menyambut hari kemenangan," ujarnya.
Tradisi menghias kampung tersebut kini tidak hanya dilakukan di Desa Widoro, namun telah menyebar hingga pelosok kampung di Trenggalek. Bahkan beberapa desa menggelar lomba antar RT untuk menyemangati warga dalam menyambut lebaran.
Keindahan kampung menjelang lebaran ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para pemudik, salah satunya Imam Fakhrurrozi. Warga asli Trenggalek yang telah menetap di Tangerang ini mengaku terkesan dengan kemeriahan lebaran di kampung halaman.
"Inilah salah satu yang kami kangeni selama di perantauan, suasana lebaran yang meriah dan kekompakan warga seperti ini jarang kami temukan di daerah lain," katanya.
Gemerlap lampu dan hiasan tersebut menyebar di gang-gang kampung di Desa Widoro, Kecamatan Gandusari, Trenggalek. Kemeriahan itu merupakan bentuk kreativitas dan kekompakan masyarakat kampung dalam menyambut lebaran.
"Tradisi memeriahkan Idul Fitri seperti ini sudah ada sejak lima tahun terakhir. Warga dengan kesadaran sendiri bergotong-royong untuk mewujudkan semua, mereka patungan," kata Kapala Desa Widoro, Rohmad saat dikonfirmasi, Minggu (2/6/2019).
Menurutnya, proses menghias kampung tersebut biasanya dimulai sejak 10 hari terakhir menjelang lebaran. Berbagai lampu hias, hingga aneka hiasan kain warna-warni dipasang melintang di jalan kampung. Sudut-sudut perkampungan yang tadinya sepi disulap menjadi daerah gemerlap penuh cahaya.
Yang menarik, di setiap RT memiliki kreasi sendiri-sendiri yang setiap tahun selalu berubah-ubah. Sehingga masyarakat bisa menikmati keindahan perkampungan dengan berbagai kreasi dan variasi.
"Menghias kampung ini merupakan salah satu bentuk kerukunan di antara warga sekaligus untuk menjalin tali silaturahmi. Kami bersuka-cita dalam menyambut hari kemenangan," ujarnya.
Tradisi menghias kampung tersebut kini tidak hanya dilakukan di Desa Widoro, namun telah menyebar hingga pelosok kampung di Trenggalek. Bahkan beberapa desa menggelar lomba antar RT untuk menyemangati warga dalam menyambut lebaran.
Keindahan kampung menjelang lebaran ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para pemudik, salah satunya Imam Fakhrurrozi. Warga asli Trenggalek yang telah menetap di Tangerang ini mengaku terkesan dengan kemeriahan lebaran di kampung halaman.
"Inilah salah satu yang kami kangeni selama di perantauan, suasana lebaran yang meriah dan kekompakan warga seperti ini jarang kami temukan di daerah lain," katanya.
0 Comments