Jakarta - Seorang pria di Inggris mengalami kecelakaan yang memicu cedera di perineum, area di antara anus dan organ genital. Siapa sangka, cedera tersebut menyebabkan aliran darah yang tidak wajar ke area Mr P.
Pasien berusia 35 tahun ini mengalami ereksi 'Grade IV' menurut Erection Hardness Score. Tidak tanggung-tanggung, ia mengalaminya selama 9 hari. Kasus ini dilaporkan dalam jurnal 'Case Reports in Urology'.
"Dalam pemeriksaan didapati ereksi grade IV dengan pangkal dan poros yang rigid atau kaku, dengan kelengkungan 10 derajat," tulis dokter yang menangani, dikutip dari Dailymail.=
Dokter juga mendapati ada perdarahan di pangkal Mr P dan area skrotum atau buah zakar. Dokter menyebut kondisi ini sebagai high-low priapism, yang artinya ereksi tanpa henti terjadi karena darah tak berhenti mengaliri Mr P.
Apa bedanya dengan priapism para umumnya? Disebutkan, 95 persen priapism atau ereksi tak berkesudahan terjadi karena aliran darah terjebak, tidak bisa keluar dari jaringan Mr P. Kondisi ini disebut low-low priapism, biasa terjadi sebagai efek samping obat anti disfungsi ereksi.
Kondisi pasien dilaporkan membaik setelah ereksinya teratasi. Beberapa tahun kemudian, fungsi ereksinya kembali normal.
Pasien berusia 35 tahun ini mengalami ereksi 'Grade IV' menurut Erection Hardness Score. Tidak tanggung-tanggung, ia mengalaminya selama 9 hari. Kasus ini dilaporkan dalam jurnal 'Case Reports in Urology'.
"Dalam pemeriksaan didapati ereksi grade IV dengan pangkal dan poros yang rigid atau kaku, dengan kelengkungan 10 derajat," tulis dokter yang menangani, dikutip dari Dailymail.=
Dokter juga mendapati ada perdarahan di pangkal Mr P dan area skrotum atau buah zakar. Dokter menyebut kondisi ini sebagai high-low priapism, yang artinya ereksi tanpa henti terjadi karena darah tak berhenti mengaliri Mr P.
Apa bedanya dengan priapism para umumnya? Disebutkan, 95 persen priapism atau ereksi tak berkesudahan terjadi karena aliran darah terjebak, tidak bisa keluar dari jaringan Mr P. Kondisi ini disebut low-low priapism, biasa terjadi sebagai efek samping obat anti disfungsi ereksi.
Kondisi pasien dilaporkan membaik setelah ereksinya teratasi. Beberapa tahun kemudian, fungsi ereksinya kembali normal.
0 Comments